Previous Page Table of Contents Next Page


WBL/85/WP - 9
PERCOBAAN PEMBERIAN PAKAN PADA PEMELIHARAAN
LARVA IKAN BERONANG

Oleh

Waspada1) dan Hiroki EDA2)

ABSTRAK

Percobaan pemberian pakan pada pemeliharaan larva ikan beronang (Siganus guttatus) dilakukan pada Agustus 1985 sampai dengan September 1985 dalam tanki pemeliharaan di Laboratorium Bojonegoro Sub Balai Penelitian Budidaya Pantai Bojonegoro Serang.

Larva diberi pakan berupa phytoplankton : Chlorella spp zooplankton: rotifer (Brachionus plicatilis), copepoda (Trigiopus japonicus), ± naupli Artemia salina dan tepung pelet.

Setelah hari ke 31 larva yang diberi pakan rotifer + nauplii Artemia salina survival ratenya 58,8% dengan rata-rata panjang total 17.76 ± 3.27 mm dan lebar total 4.58 ±1.08 mm, larva yang diberi pakan rotifer + nauplii Artenia salina + shark liver oil survival ratenya 40% dengan rata-rata panjang total 17.72 ±2.7 mm dan lebar total 4.61 ± 0.95 mm, larva yang diberi pakan rotifer saja survival ratenya 68% dengan rata-rata panjang total 12.24 ± 2.18 mm, dan lebar total 3.06 ± 0.58 mm, sedangkan larva yang diberi pakan rotifer + tepung pelet survival ratenya 48% dengan rata-rata panjang total 11.84 ± 1.93 mm dan lebar total 2.9 ±0.59 mm.

Temperatur air di tanki pemeliharaan larva antara 2.74 sampai 28.7°C (x = 27.8°C), salinitas antara 23.9 - 24.73 (-× = 24.2) dan pH berkisar 8.11 – 8.28 (-× = 8.22).

1. P E N D A H U L U A N

Benih ikan beronang diperoleh dari alam dalam jumlah besar pada saat musim benih di Teluk Banten yaitu dua kali setahun antara bulan April - Juni dan September - Nopember. ( Anonim, 1984 )

Beberapa masalah pembudidayaan belum dapat direncanakan walaupun pada kenya-taannya ikan beronang dapat dikomersilkan melalui budidaya laut, masalah penting yang perlu mendapat perhatian ialah penyediaan benihnya (May et al 1974). Dalam mengatasi masalah penyediaan benih ini dapat dilakukan dengan cara pemijahan rangsang sampai penetasan dan pemeliharaan larva di dalam tanki (Bryan et al 1977).

Sesuai dengan judul, tulisan ini bertujuan mempelajari masalah pemberian pakan yang cocok sehingga angka kematiannya pada pemeliharaan larva dalam rangka menunjang memecahkan kekurangan benih untuk budidaya.

1) Sub Balai Penelitian Budidaya Bojonegoro Serang.

2) Japan International Cooperation Agency.

Gambar 1.

Gambar 1. Survival rate (%) setiap hari dari hari ke 22 sampai dengan hari ke 31 pada pemeliharaan larva ikan beronang (Siganus guttatus)

larva ikan yang diberi pakan rotifer saja maupun pemberian pakan rotifer + tepung pelet. Hal ini mungkin disebabkan oleh makanan yang cukup dan cocok untuk pertumbuhan larva ikan pada hari ke 20 sampai dengan hari ke 31.

Pemberian pakan rotifer ditambah nauplii Artemia salina menunjukkan hasil larva ikan dengan jumlah yang lebih sedikit, ini sesuai dengan percobaan Bryan dkk. 1977, pemberian pakan nauplii Artemia salina menyebabkan kematian larva yang banyak. Sedangkan pemberian pakan dengan rotifer saja menghasilkan larva ikan yang lebih kecil dan survival ratenya tinggi ini mungkin disebabkan oleh makanan yang kurang dan kurang cocok untuk pertumbuhan larva sampai dengan hari ke 31.

Pemberian pakan dengan tambahan nauplii Artemia salina untuk pemeliharaan larva ikan Siganus guttatus masih perlu dicoba lebih lanjut karena menurut hasil penelitian perbedaan survival ratenya tidak begitu besar.

Pada pemeliharaan ikan Siganus guttatus mulai larva ikan itu membuka mulut sampai dengan hari ke 31 rotifer merupakan makanan yang terpenting, disamping pemberian pakan rotifer perlu diteliti makanan tambahan yang cocok sehingga mendapat hasil larva yang pertumbuhannya cepat dengan survival ratenya tinggi. Dengan kata lain pemberian beberapa jenis makanan untuk pemeliharaan larva ikan akan memberi pengaruh positif untuk pertumbuhan larva ikan Siganus guttatus.

4. K E S I M P U L A N    D A N    S A R A N

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan :

  1. Pemeliharaan larva ikan siganid harus diteliti lebih lanjut baik pemberian pakan yang cocok untuk tahapan pertumbuhan ataupun kestabilan kwalitas airnya sehingga mendapatkan larva yang cepat besar dengan survival ratenya tinggi.
  2. Perlu dicari padat penebaran yang cocok dan jumlah pakan yang diberikan sehingga dapat menjaga kestabilan air pada tanki pemeliharaan larva ikan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bryan, P.G. and B.B. Madraisau, 1977. Larval rearing and development of Siganus lineatus (Pisces : Siganidae) from hatching through metamorphosis. Aquaculture 10 : 243 – 252.

2. Fukuhara, O. and T. Fushimi, 1983. Development and early life history of the Greenlings Hexagrammos otakei (Pisces : Hexagrammidae) reared in the laboratory. Bulletin of Japanese Society of Scientific Fisheries 49(12) : 1843 – 1848.

3. Nuraini, S., 1983. Pengaruh nilai gizi rotifer (Brachionus plicatilis) yang diberi makan Tetraselmis dan Chlorella terhadap pertumbuhan larva madai/kurisi merah (Pagrus major). Laporan Penelitian Perikanan Laut No. 29 : 26 – 30.

4. Waspada. 1984. Pemijahan dan Pemeliharaan Larva ikan Kea-kea (Siganus virgatus) Laporan Penelitian Perikanan Laut No. 30 : 35 – 42.


Previous Page Top of Page Next Page