Oleh
Thamrin Hasibuan, 1) M.Murdjani dan Nugroho Aji 2)
1. PENDAHULUAN
Dalam rangka pelaksanaan program pengembangan budidaya laut di Indonesia telah ditetapkan beberapa daerah yang dinilai cukup potensial sebagai tempat uji coba pengetrapan teknik budidaya laut. Kegiatan uji coba budidaya laut di bidang kerang-kerangan terdapat di dua tempat yaitu di Propinsi Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Barat. Pemilihan kedua tempat lebih diarahkan pada usaha pengenalan bagi masyarakat nelayan, agar mereka mengetahui bahwa jenis kerang-kerangan ini dapat dibudidayakan dengan mudah, kemampuan produksinya tinggi serta dapat dijadikan sumber lapangan kerja dan sumber pendapatan baru.
Di Sumatera Utara, uji coba dilaksanakan di Tanjung Balai Asahan dan jenis kerang yang dibudidayakan adalah kerang hijau (Mytilus viridis). Disamping itu, kegiatan ini juga merupakan salah satu diversifikasi usaha, mengingat bahwa selama ini pengambilan kerang darah telah dilakukan nelayan setempat secara terus-menerus sehingga populasinya semakin menurun.
Di Propinsi Nusa Tenggara Barat, kegiatan uji coba budidaya kerang-kerangan baru dalam taraf persiapan, dengan lokasi di Batu Nampar dan Labuan Lombok. Di kedua lokasi tersebut tidak dijumpai spat kerang hijau dan saat ini sedang merencanakan transplantasi spat kerang hijau dari daerah Jawa Tengah.
2. BAHAN DAN METODA
2.1 Sarana uji coba
Kegiatan ini telah dilaksanakan selama tiga tahun anggaran yaitu dari tahun anggaran 1983/1984 – 1985/1986. Sarana uji coba dan gambar konstruksi bududaya seperti terlihat dalam daftar sebagai berikut :
Sarana | TA. 1983/1984 | TA. 1984/1985 | TA. 1985/1986 |
- Metoda | rakit apung | rakit apung | rakit tancap |
- Ukuran | 5 x 10 m2 | 4,5 x 9 m2 | 5 x 15 m2 |
- Jumlah | 1 unit | 1 unit | 1 unit |
- Jumlah pelampung | 9 buah | - | - |
- Jumlah kolektor | 200 buah | 100 buah | 200 buah/unit |
- Bahan konstruksi | bambu | kayu nibung | kayu nibung |
- Bahan kolektor | tali PE | tali PE | bambu |
- Sistem kolektor | gantung | gantung | tancap |
2) Balai Budi Daya Laut, Lampung
2.2 Pengelolaan
Secara periodik dilakukan pembersihan kotoran-kotoran yang menempel seperti sampah dan potongan kayu karena kotoran-kotoran ini dapat menggangu pertumbuhan kerang. Untuk mengetahui pertumbuhan kerang hijau dilakukan sampling kemudian diukur panjang cangkangnya. Disamping itu juga dilakukan pemantauan terhadap kualitas air untuk mengetahui keadaan lingkungan.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pemilihan lokasi
Lokasi uji coba budidaya kerang hijau ini dilaksanakan di daerah Silau Laut, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Tanjung Balai Asahan. Pemilihan lokasi ini ditentukan berdasarkan pengamatan langsung di lapangan bahwa pada patok-patok bagan/ambai banyak terdapat spat alam yang menempel. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi tersebut memang cocok untuk kehidupan kerang hijau.
Pada tahun pertama kegiatan ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena rakit uji coba diterjang angin musim tenggara. Kemudian pada TA. 1984/1985 lokasi uji coba dipindahkan ke Kuala Bagan Asahan (Sungai Besar) dengan modifikasi metoda budidaya dari rakit apung menjadi rakit tancap dengan kolektor gantung; namun hasilnya kurang memuaskan juga. Pada musim-musim angin utara dan angin tenggara sering datang ombak besar secara tiba-tiba yang dapat menyebabkan kolektor saling bergesekan sehingga banyak spat terlepas. Pada TA. 1985/1986 kegiatan ini masih dilanjutkan lagi dengan modifikasi kolektor tancap dari bambu. Diharapkan metoda ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari kedua metoda terdahulu.
3.2 Pertumbuhan
Pertumbuhan kerang hijau dalam uji coba dapat dilihat dari hasil pengukuran seperti tercantum dalam Tabel 1.
Waktu sampling | Ukuran panjang (cm) |
30 - 4 - 1985 | 0,50 |
07 - 5 - 1985 | 0,75 |
14 - 5 - 1985 | 1,00 |
21 - 5 - 1985 | 1,25 |
28 - 5 - 1985 | 1,50 |
04 - 6 - 1985 | 1,75 |
11 - 6 - 1985 | 2,00 |
18 - 6 - 1985 | 2,25 |
25 - 6 - 1985 | 2,50 |
02 - 7 - 1985 | 2,75 |
Dari data pertumbuhan itu terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan panjang kerang hijau adalah 1 cm/bulan. Untuk mencapai ukuran kerang hijau siap panen (8 – 9) cm diperlukan waktu pemeliharaan sekitar ( 7 – 9 ) bulan. Agar diperoleh hasil panen yang maksimal perlu dilakukan pemasangan kolektor yang tepat. Pemasangan kolektor jauh hari sebelum puncak musim penempelan spat sangat membantu keberhasilan budidaya kerang hijau dalam mencapai produksi tinggi.
3.3 Kualitas air
Hasil pengukuran kualitas air pada lokasi uji coba adalah sebagai berikut :
- | Salinitas | : | 25 – 32 ppt |
- | Suhu | : | 27°C |
- | Kecerahan | : | 1 – 1,3 m |
- | Kecepatan arus | : | 6 – 9 m/detik |
- | Kedalaman pada pasang tertinggi | : | 8 m |
- | Kedalaman pada pasang terendah | : | 4 m |
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Uji coba budidaya kerang hijau di Sumatera Utara selama tiga tahun anggaran belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Kualitas air pada lokasi tersebut sebenarnya sudah memenuhi syarat untuk kehidupan kerang hijau, namun kecepatan arus yang relatif besar dapat mengurangi penempelan spat pada kolektor dan merusakkan konstruksi sarana budidaya.
4.2 S a r a n
Budidaya kerang hijau sampai sekarang belum banyak menarik minat masyarakat setempat sehingga prospek pengembangannya kurang, maka perlu dicoba membudidayakan kerang darah mengingat kelestariannya sudah sangat menurun, sedangkan potensi untuk pengembangannya cukup besar.